Langsung ke konten utama

Hijrahku - Part 1


Hijrahku

Aku tidak ingat secara pasti, kapan keinginan dan rasa itu muncul. Tapi sepertinya, keinginan dan rasa itu muncul 2th yang lalu. Keinginan untuk menjadi pribadi dan muslimah yang lebih baik, yaa kalau jaman sekarang sering disebut ‘hijrah’ katanya. Tapi untuk menyebut diriku hijrah, sepertinya belum pantas, karena aku masih banyak sekali kekurangan..
Malu, malu dengan pakaianku yang dulu membentuk lekuk tubuh dan auratku masih terlihat.

Hijrah dalam konteks islam bearti memutuskan atau meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintaiNYA (Kumparan.com, 2017).


Jujur saja, banyak sekali hal yang harus di pertimbangkan atau mungkin lebih tepatnya aku memang belum siap waktu itu. Ada rasa takut, ragu, khawatir, gak pede dan sebagainya..
Takut, kalau aku gak bisa istiqomah
Ragu, apa aku bisa?
Khawatir dengan tanggapan orang nanti gimana yaa..
Dan gak pede karena penampilan baruku pasti sedikit banyak akan jadi perbincangan orang..

Salah satu alasanku kenapa dulu aku ragu tuh, karna aku masih punya pasangan, ya sebut aja pacar.
Yang ada dalam pikiranku dulu “aduh gimana ya, pengen hijrah tapi kalo diomongin orang gimana?”
Takut ada yang bilang ‘alah, masih pacaran aja sok-sok an hijrah’ hmm ganggu banget !
Kalo udah kepikiran gitu, akhirnya mundur lagi
“ah ntar dulu deh”

Maju mundur, maju mundur kadang kepikiran mau hijrah, kadang yaudah, pura-pura gak tau kalo yang dilakuin tuh dosa, astaghfirullah..

Sampai akhirnya, suatu hari aku waktu buka instagram liat postingan temen kuliahku dulu di Bandung. Intinya dia mau hijrah. Aku langsung chat dia, ya karena aku tau posisi dia saat itu juga masih punya pacar. Aku tanya apa alasan dia hijrah, kenapa dia mau hijrah, dan gimana hubungannya dengan pacarnya setelah dia hijrah.

Setalah curhat ini itu, dalam hati masih ada keraguan, rasanya tuh belum mantep gitu..
Nangis deh..
Saat itu aku juga minta do’a dari temenku semoga aku segera diberi hidayah buat hijrah, semoga aku bisa segera menyusul temenku yang sudah hijrah..

Ada temenku juga yang bilang gini ke aku “mbak, kata kakaknya X kamu tuh udah di kasih petunjuk sama Allah, masa mau di nantiin mulu sih” ah, jleb banget!

10 Januari 2019
Alhamdulillah, aku dan keluargaku diberi kesempatan Allah untuk menunaikan ibadah umroh..
Perasaanku? Masih biasa aja, belum ada yang buat hati ini luluh.. tapi jujur saja, ada perasaan takut, takut kalau selama umroh ada apa-apa sedangkan aku masih banyak dosa (kayanya inimah kebanyakan nonton tv yak huhu, tapi beneraaan kok)

Selama umroh, alhamdulillah, aurat otomatis terjaga

Sampai akhirnya, aku mulai hapusin foto-fotoku di instagram. Pertama, fotoku dengan pasanganku dulu, lalu foto-fotoku yang masih keliatan auratnya, lalu akhirnya alhamdulillah bisa aku hapus semua..
Berat gak? Ya pasti berat, tapi bismillah..

Selama umroh juga aku sudah membatasi chatku dengan pasanganku dulu, ya Allah aku merasa berdosa sekali waktu itu, malu.
Di depan ka’bah sembari liat bapak sama ibu, ah gimana yaa..
Nangis..
Do’a sama Allah, semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa orang tuaku teruma dosa yang disebabkan karena aku aamiin..

Hari berlalu, tak terasa sudah hari terakhir di mekkah..
Setelah towaf wada’, tidak ada yang tidak meneteskan air mata..
Aku liat bapak, ibu sama adekku, aku salim sama bapak minta maaf sama bapak, bapak ngrangkul sambil nyium kepalaku..
MasyAllah..
Hatiku luluh dan air mataku semakin deras keluar..
Di balik sikap keras bapak selama ini, di balik sikap cuek bapak selama ini, ternyata bapak sayang banget sama anak-anaknya.. HMM TERHARUU :’))

Persiapan pulang ke tanah air, tiba-tiba ada rasa takut dan gelisah yang menyergap dalam hati..
Aku sangat takut tidak bisa istiqomah..
Takut lupa dengan amalan-amalan yang telah aku lakukan selama umroh, aku takut…
Akhirnya di notes hp aku tuliskan “pulang umroh harus tetep istiqomah”

Selama umroh, rasanya biasa saja menggunakan pakaian serba tertutup..
Tapi..
Akan jadi hal yang tidak mudah untukku saat aku lakukan di rumah nanti..
Apalagi untukku yang masih ‘baru’

TO BE CONTINUE



Notes :
Terkadang, menjadi seorang anak kita tidak pernah tau pengorbanan yang telah orang tua kita lakukan. Apalagi aku, aku menganggap bapak selama ini tidak pernah sayang sama aku, tapi apa? Aku salah besar. Kejadian sewaktu umroh kemarin, membuktikan betapa besarnya kasih sayang bapak ke aku. Aku hanya perlu memahami, bapak mungkin gak seperti sosok ayah / papa orang lain yang bisa mengekspresikan perasaannya kepada anaknya. Tapi, bagiku, bapak adalah orang yang selama ini diam-diam mencintai dan menyayangiku. Dan aku yakin, disetiap lantunan do’anya ia selalu menyelipkan namaku.



Makasih banyak pak, love you..


 

Komentar

  1. Cerita hijrah ini bener kelewat sampai gak tau, dan ceritanya bener membukaa mataku untuk mengelaurkn air mata 😢😢😢
    Keep strong hijrahnya

    BalasHapus
  2. Thankyou so much, semoga bermanfaat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia

Dia Aku menemukan hal baru dalam hidupku. Suatu hal yang membuatku nyaman di tanah perantauan. Aku belum lama mengenalnya, tapi dia dengan cepat menyita perhatianku.  Dia bukan orang yang sempurna. Tapi ketidaksempurnaannya membuatku paham, bahwa memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Banyak sekali orang berlalu lalang di hadapanku, tapi kenapa harus dia? Aku menganggap ini semua takdir. Ya, takdir yang mempertemukanku dengannya. Sampai saat ini, aku belum paham apa yang sebenarnya aku rasakan. Aku ingin lebih lama dengannya. Ingin menjalani hari-hari yang melelahkan ini dengannya.  Ya, dia salah satu penyemangatku di tanah asing ini. Aku merasa nyaman di dekatnya. Aku ingin duduk berdua dengannya di tempat yang indah dan menceritakan segalanya kepadanya. Indah bukan?  Dia selalu berkata,aku terlalu baik untuknya. Tapi,aku ingin mengatakan bahwa aku baik karna dia. Aku berusaha menjadi terbaik untuknya. Hanya ingin dia tahu, bahwa aku sedang meman...

Tak Mudah untuk Melangkah

  Tak Mudah untuk Melangkah     Aku tenggelam.. Aku tenggelam dalam rasa takut yang kian hari kian membelengguku. Stuck ! aku tak bisa bergerak. Aku melihat kebelakang, ternyata sudah cukup jauh aku berjalan. Tapi untuk melangkah kedepan sungguh aku tak mampu, aku takut.. Lalu aku memilih untuk menghindarinya, menghindari tanggung jawab untuk melangkah maju melanjutkan perjalananku yang mungkin belum setengah jalan aku jalani. Aku memilih untuk tetap diam dan menunggu..   Aku kira, dengan menghindar akan membuatku lebih baik Tapi ternyata aku salah, aku salah besar.. Semakin hari semakin sesak dan semakin gelisah.. Aku dihantui tanggung jawab yang tak kunjung terselesaikan   Pada akhirnya, aku mencoba bangkit.. I say to myself “aku gak bisa kaya gini terus”   Aku ingat sekali, beberapa hari sebelum aku berjuang lagi aku selalu curhat ke Allah Karena saat itu aku merasa, aku butuh kekuatan yang jauh lebih besar dari kekuatan manusia dan aku merasa mungkin ma...