Langsung ke konten utama

Cerpen

Perjuangan Seorang Gadis

Mengingatkanku pada sebuah perjuangan seorang gadis yang ingin menggapai impiannya kala itu. Tepat setahun yang lalu..
Ia baru saja lulus SMA. Seperti siswa pada umumnya,ia ingin melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah. Semua memberi pendapat. Keluarga,sahabat,guru hingga orang yang mungkin belum ia kenal sebelumnya.
Dalam hatinya ia berkata

Apa yang harus aku lakukan? Mana yang harus aku dengar? Mana yang harus aku ikuti? Semua ini membuatku bingung dan muak 

            Libur panjang setelah pengumuman ujian telah tiba. Ia dinyatakan lulus. Namun kata “lulus” saat itu belum memberinya angin segar. Waktu terus bergulir hingga waktu pengumuman seleksi jalur rapor tiba. Tulisan warna merah dengan kata “maaf” yang tertera. Ya,ia gagal melalui jalur itu.
Hatinya makin bergejolak melihat teman-temannya yang sudah lolos tahap itu. Masih ada jalur ujian tertulis yang menunggunya. Ia menunggu dengan secuil harapan yang tersisa. 

            Sembari menunggu waktu ujian tertulis tiba. Ia mencari informasi beberapa perguruan tinggi swasta yang sudah membuka pendaftaran. Ada satu perguruan tinggi swasta yang menarik minatnya. Ia merenung dan memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Aku bilang ke Ibu aja kali ya 

“Bu,apa kuliah itu harus di negeri ya? Kalo swasta gimana?” Tanyanya kepada ibunya
“Ya gak harus,tapikan kalo negeri bisa gampang cari kerja dek”
“Ibu sama ayah pengen aku masuk jurusan apa emangnya?”
“Ibu sama ayah sih pengennya kamu di Biologi Murni atau Kedokteran Hewan dek. Biar sesuai sama jurusan kamu sekarang. Kan kamu dari IPA”
“Oh,iya buk. Biar aku pikirin dulu” 

Ia kembali kekamarnya dan merenung 

Apa? Biologi murni? Dokter hewan? Aku gak pengen itu semua. Aku merasa gagal di jurusanku sekarang,dengan hasil ujianku yang semua nilainya pas-pasan. Andai ibu bapak tau apa yang aku rasakan saat ini. Aku bingung. Aku muak menjadi boneka yang selalu diam.

Ia membuka web mengenai perguruan tinggi swasta yang menarik minatnya kemarin.

Entah apa yang membuatku tertarik denganmu,hingga aku berkali-kali membuka web ini. Seperti ada magnet yang menarikku dan aku seperti melihat jiwaku disana. Aku ingin mencoba tes masuk perguruan tinggi swasta ini. 

Ia mulai mengumpulkan keberanian untuk mengatakan kepada kedua orangnya. Bahwa ia ingin mencoba tes masuk perguruan tinggi swasta itu.
Di ruang keluarga,ia menghampiri kedua orang tuanya..

“Bu,yah aku ingin mencoba tes masuk perguruan ini”
“Ini di Bandung kan ya? Apa gak kejauhan?” timpal ayahnya
“Iya yah,ini di Bandung. Gakpapa kan? Biar aku juga belajar mandiri”
“Mau ambil jurusan apa disini?” sahut ibunya
“Aku pengen ambil jurusan yang gak ada IPAnya buk”
“Loh bearti mau ambil jurusan IPS?” kata ayahnya
“Iya yah. Aku rasa pilihanku di IPA kemarin salah,kemarin di SMA aku udah nurut ayah sama ibu buat masuk jurusan IPA. Tapi di bangku kuliah ini,aku mohon. Aku pengen milih jurusan yang benar-benar aku inginkan,bukan karna ibu,ayah atau siapapun” 
“Yasudah,ibu dan ayah setuju aja asal kamu seneng” kata ibunya 

             Persetujuan dari kedua orang taunya membuat gadis itu semakin bersemangat. Setiap hari ia belajar demi tes yang akan ia hadapi. Sampai suatu hari..

            “Ibu,kalo aku di Bandung bakalan di tengok gak?”
            “Siapa yang mau ke Bandung? Masih ada kesempatan buat ujian tertulis. Ibu mau kamu kuliah yang deket aja” 

             Kata-kata itu membungkam mulutnya. Ia tertegun dan hanya diam mendengar perkataan ibunya. Semangat yang sudah di bangun seakan roboh dan hancur berantakan.

Apalagi ini? Liburan panjang atau penyiksaan panjang? Sesak rasanya. Aku kehilangan oksigen untuk bernafas walaupun di sekelilingku penuh dengan oksigen.

            Di sebuah chatroom,ada seseorang yang memberinya semangat untuk menjalani tes masuk tersebut. Ya dia teman yang baru ia kenal.

Gimana ya,aku serasa pesimis buat tes besok
Jangan pesimis dong,ayo semangat. Tetep dijaga ya semangatnyaa J . sampai ketemu di Bandung..

            Detik berganti menit,menit berganti jam,jam berganti hari hingga tiba waktu untuk tes masuk perguruan tinggi swasta itu. 

“Ibu,ayah, aku berangkat dulu ya. Do’ain tesnya lancar”
“Iya,ibu sama ayah do’ain yang terbaik buat kamu” jawab ayahnya
“Ibu harus ikhlas ya aku kuliah di Bandung,biar nanti tesnya juga lancer kalo ibu udah ikhlas. Ini yang aku mau bu,aku harap ibu bisa ngerti”
“Ibu ikhlas,asal kamu seneng” 

             Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya. Ia bergegas berangkat untuk mengikuti tes masuk.
Tes masuk telah usai. Ia menunggu dengan cemas

Gimana kalo aku gak lolos? Aku udah pengen banget masuk perguruan tinggi ini. Kalo aja pengumumannya sebelum tes tertulis. Aku gak mau ikut tes tertulis lagi.

Hatinya semakin gelisah dan rasa pesimis semakin menggerogoti semangatnya.

“Ibu,kalo seandainya aku gak lolos semua gimana ya?”
“Masa sih,putri ibu gak ada yang lolos. Pasti ada yang lolos kok”

Tes tertulis tiba,ia berangkat dengan setengah hati. Saat berpamitan dengan ibunya ia berkata

“Ibu,sejujurnya aku udah gak pengen ikut tes ini lagi. Aku berharap untuk tidak lolos seleksi ini”

            Menunggu adalah sesuatu yang menyebalkan. Begitu pula yang dirasakan oleh gadis ini.

Diambang ketidakpastian..

Ia selalu berdo’a dan memohan yang terbaik untuknya. Harapannya hanya satu. Ia ingin lolos tes masuk bukan tes tertulis. Gelisah mulai menjadi-jadi. Hari-hari yang ia lewati penuh dengan ketidakpastian. Hingga tiba pengumuman tes masuk.

Aku yakin aku lolos,pasti lolos 

Tulisan berwarna hijau dengan kata “selamat” tertera di web perguruan tinggi swasta itu. Seperti bangkit kembali dan bisa bernafas dengan lega. Kabar gembira ini ia beritahukan kepada kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya merasa senang melihat senyum di wajah putrinya. Kini ia tak menghiraukan hasil tes tertulis lagi. Lolos atau tidak,ia akan tetap memilih perguruan tinggi swasta itu.
Sudah terhitung dua semester ia menimba ilmu di perguruan tinggi swasta itu. Ia merasa menemukan jati dirinya disana. Ia juga mendapat teman-teman yang menyayanginya dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

This is me..

Sejatinya kita kuliah dimana pun itu sama saja. Jangan merasa rendah apabila kuliah di swasta,begitu sebaliknya jangan merasa tinggi kuliah di negeri. Timbalah ilmu sesuai dengan keinginan dan kemampuanmu. Kuliah tak lagi sama dengan SMA,apalagi jika merantau. Terpaan angina diluar akan semakin kencang. Carilah jati dirimu disana,buat dirimu senyaman mungkin menghadapi kehidupan yang kian lama kian keras ini. Ikuti kata hatimu dan apabila rencanamu belum berjalan,yakinlah rencana-NYA sedang berjalan..


TAMAT


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia

Dia Aku menemukan hal baru dalam hidupku. Suatu hal yang membuatku nyaman di tanah perantauan. Aku belum lama mengenalnya, tapi dia dengan cepat menyita perhatianku.  Dia bukan orang yang sempurna. Tapi ketidaksempurnaannya membuatku paham, bahwa memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Banyak sekali orang berlalu lalang di hadapanku, tapi kenapa harus dia? Aku menganggap ini semua takdir. Ya, takdir yang mempertemukanku dengannya. Sampai saat ini, aku belum paham apa yang sebenarnya aku rasakan. Aku ingin lebih lama dengannya. Ingin menjalani hari-hari yang melelahkan ini dengannya.  Ya, dia salah satu penyemangatku di tanah asing ini. Aku merasa nyaman di dekatnya. Aku ingin duduk berdua dengannya di tempat yang indah dan menceritakan segalanya kepadanya. Indah bukan?  Dia selalu berkata,aku terlalu baik untuknya. Tapi,aku ingin mengatakan bahwa aku baik karna dia. Aku berusaha menjadi terbaik untuknya. Hanya ingin dia tahu, bahwa aku sedang meman...

Tak Mudah untuk Melangkah

  Tak Mudah untuk Melangkah     Aku tenggelam.. Aku tenggelam dalam rasa takut yang kian hari kian membelengguku. Stuck ! aku tak bisa bergerak. Aku melihat kebelakang, ternyata sudah cukup jauh aku berjalan. Tapi untuk melangkah kedepan sungguh aku tak mampu, aku takut.. Lalu aku memilih untuk menghindarinya, menghindari tanggung jawab untuk melangkah maju melanjutkan perjalananku yang mungkin belum setengah jalan aku jalani. Aku memilih untuk tetap diam dan menunggu..   Aku kira, dengan menghindar akan membuatku lebih baik Tapi ternyata aku salah, aku salah besar.. Semakin hari semakin sesak dan semakin gelisah.. Aku dihantui tanggung jawab yang tak kunjung terselesaikan   Pada akhirnya, aku mencoba bangkit.. I say to myself “aku gak bisa kaya gini terus”   Aku ingat sekali, beberapa hari sebelum aku berjuang lagi aku selalu curhat ke Allah Karena saat itu aku merasa, aku butuh kekuatan yang jauh lebih besar dari kekuatan manusia dan aku merasa mungkin ma...

Hijrahku - Part 1

Hijrahku Aku tidak ingat secara pasti, kapan keinginan dan rasa itu muncul. Tapi sepertinya, keinginan dan rasa itu muncul 2th yang lalu. Keinginan untuk menjadi pribadi dan muslimah yang lebih baik, yaa kalau jaman sekarang sering disebut ‘hijrah’ katanya. Tapi untuk menyebut diriku hijrah, sepertinya belum pantas, karena aku masih banyak sekali kekurangan.. Malu, malu dengan pakaianku yang dulu membentuk lekuk tubuh dan auratku masih terlihat. Hijrah dalam konteks islam bearti memutuskan atau meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintaiNYA (Kumparan.com, 2017). Jujur saja, banyak sekali hal yang harus di pertimbangkan atau mungkin lebih tepatnya aku memang belum siap waktu itu. Ada rasa takut, ragu, khawatir, gak pede dan sebagainya.. Takut, kalau aku gak bisa istiqomah Ragu, apa aku bisa? Khawatir dengan tanggapan orang nanti gimana yaa.. Dan gak pede karena penampilan baruku pasti sedikit banyak akan jadi perbincangan orang.. Salah satu ...