Langsung ke konten utama

Hidup dalam Proses

Hidup dalam Proses

Menjalani hidup yang terus berproses dan tak   tahu kapan proses itu akan berhenti. Ya,proses itu akan berhenti ketika nafas kita berhenti pula.

Libur kuliahku akan segera usai,liburan yang cukup lama dengan pelajaran hidup yang banyak ku ambil.
Yang paling berkesan saat aku mulai membantu pekerjaan orang tuaku.

Pekerjaan yang tak ringan dan memerlukan banyak tenaga. Ya,ayah ibuku memiliki usaha ternak ayam potong. Mereka menghandle dua kandang sekaligus dengan jumlah ayam yang mencapai ribuan.

Hasil yang tidak menentu membuat kami harap-harap cemas. Ketika hasil panen tidak baik,kami harus memutar strategi untuk bisa terus melanjutkan usaha kami dan tentu saja membayar berbagai tagihan yang harus segera di bayar.

Jujur saja aku terkadang malu dengan pekerjaan orang tauku. Terkadang aku juga iri dengan teman-temanku. Tapi kini aku sadar bahwa tanpa pekerjaan mereka kami tidak bisa melanjutkan hidup sampai sekarang.

Masa sulitpun datang,ketika bapak dan ibu di tinggalkan para pegawainya dan salah satu pegawainya meminta gaji dimuka dengan rayuan ia akan bekerja dengan sungguh-sungguh setelah itu. Tapi pada kenyataannya ia kabur dengan uang itu.

Panen yang tidak bisa diandalkan bahkan mencapai kata rugi serta pegawai yang bisa di katakan tidak tau diri.

Aku melihat kecemasan di raut wajah mereka. Di lain sisi aku dan adikku sedang membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk daftar ulang sekolah kami.

Sebagai anak sulung aku berusaha membantu mereka semampuku. Pekerjaan rumah aku selesaikan dengan adikku. Dan setiap sore kita membantu di kandang ayam untuk memberi makan atau memberi minum ayam-ayam itu.

Aku menangis dalam senyuman,berusaha tetap tegar di hadapan orang tuaku dan terkadang menangis di balik mereka.

Ya Allah,kenapa engkau menguji kami seperti ini? Tapi kami tau ujian ini engkau berikan karna memang kau terlalu sayang kepada kami.

Kondisi kami mulai membaik dan aku kembali ke tanah perantauaan untuk kembali beraktivitas dengan segala macam jadwal pra kuliahku.

Nilai yang dapat aku ambil dari masalah ini adalah bagaimana menghargai uang dan hidup enak tidak di dapat dengan cara yang mudah. Namun perlu pengorbanan dan usaha.

Apapun pekerjaan orang tuamu jangan pernah menyesali itu selagi itu baik dan halal. Tanpa mereka kita bukan siapa-siapa dan tidak mungkin mencapai proses hidup hingga sekarang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia

Dia Aku menemukan hal baru dalam hidupku. Suatu hal yang membuatku nyaman di tanah perantauan. Aku belum lama mengenalnya, tapi dia dengan cepat menyita perhatianku.  Dia bukan orang yang sempurna. Tapi ketidaksempurnaannya membuatku paham, bahwa memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Banyak sekali orang berlalu lalang di hadapanku, tapi kenapa harus dia? Aku menganggap ini semua takdir. Ya, takdir yang mempertemukanku dengannya. Sampai saat ini, aku belum paham apa yang sebenarnya aku rasakan. Aku ingin lebih lama dengannya. Ingin menjalani hari-hari yang melelahkan ini dengannya.  Ya, dia salah satu penyemangatku di tanah asing ini. Aku merasa nyaman di dekatnya. Aku ingin duduk berdua dengannya di tempat yang indah dan menceritakan segalanya kepadanya. Indah bukan?  Dia selalu berkata,aku terlalu baik untuknya. Tapi,aku ingin mengatakan bahwa aku baik karna dia. Aku berusaha menjadi terbaik untuknya. Hanya ingin dia tahu, bahwa aku sedang meman...

Tak Mudah untuk Melangkah

  Tak Mudah untuk Melangkah     Aku tenggelam.. Aku tenggelam dalam rasa takut yang kian hari kian membelengguku. Stuck ! aku tak bisa bergerak. Aku melihat kebelakang, ternyata sudah cukup jauh aku berjalan. Tapi untuk melangkah kedepan sungguh aku tak mampu, aku takut.. Lalu aku memilih untuk menghindarinya, menghindari tanggung jawab untuk melangkah maju melanjutkan perjalananku yang mungkin belum setengah jalan aku jalani. Aku memilih untuk tetap diam dan menunggu..   Aku kira, dengan menghindar akan membuatku lebih baik Tapi ternyata aku salah, aku salah besar.. Semakin hari semakin sesak dan semakin gelisah.. Aku dihantui tanggung jawab yang tak kunjung terselesaikan   Pada akhirnya, aku mencoba bangkit.. I say to myself “aku gak bisa kaya gini terus”   Aku ingat sekali, beberapa hari sebelum aku berjuang lagi aku selalu curhat ke Allah Karena saat itu aku merasa, aku butuh kekuatan yang jauh lebih besar dari kekuatan manusia dan aku merasa mungkin ma...

Hijrahku - Part 1

Hijrahku Aku tidak ingat secara pasti, kapan keinginan dan rasa itu muncul. Tapi sepertinya, keinginan dan rasa itu muncul 2th yang lalu. Keinginan untuk menjadi pribadi dan muslimah yang lebih baik, yaa kalau jaman sekarang sering disebut ‘hijrah’ katanya. Tapi untuk menyebut diriku hijrah, sepertinya belum pantas, karena aku masih banyak sekali kekurangan.. Malu, malu dengan pakaianku yang dulu membentuk lekuk tubuh dan auratku masih terlihat. Hijrah dalam konteks islam bearti memutuskan atau meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintaiNYA (Kumparan.com, 2017). Jujur saja, banyak sekali hal yang harus di pertimbangkan atau mungkin lebih tepatnya aku memang belum siap waktu itu. Ada rasa takut, ragu, khawatir, gak pede dan sebagainya.. Takut, kalau aku gak bisa istiqomah Ragu, apa aku bisa? Khawatir dengan tanggapan orang nanti gimana yaa.. Dan gak pede karena penampilan baruku pasti sedikit banyak akan jadi perbincangan orang.. Salah satu ...