“Datang
untuk Pergi”
Arti
cinta yang dulu takkumengerti,kini terjawab sudah oleh kehadirannya.
Aku seorang
siswa berseragam putih biru yang kini berubah menjadi siswa berseragam putih abu-abu.Kini
aku bersekolah di SMA Bhakti. SMA yang cukup diagungkan di kota kelahiranku
ini,Jogja.Hari pertama masuk sekolah..
“Selamat pagi anak-anak” terdengar
suara guru yang memasuki ruangan kelasku.
“Pagi bu”
“Saya ibu Wati,wali kelas kalian di
kelas X IPA 4 ini. Untuk lebih mengenal lagi,mari kita perkenalan satu-satu
mulai dari pojok depan”
Giliranku tiba..
“Perkenalkan namaku Meta dari SMP
Tunas Bangsa”
Cukup
singkat,dan aku kira itu sudah cukup untuk mengawali perkenalanku di kelas.
Bel pulang
berbunyi..Teeeettt teeetttt…
Ada seorang pria
yang menarik tanganku dari belakang..
“Hey..tunggu !”
Aku menoleh ke
belakang,aku merasa asing dengan pria itu. Aku hanya memandanginya dengan
tatapan tajam.
“Aku Roy,kamu Meta kan?”
“Iya” jawabku singkat.
Aku melepaskan
genggaman tangannya dan bergegas pergi dengan rasa penasaran,siapa pria tadi?. Sesampainya
dirumah,aku langsung bergegas masuk kamar.
Hpku berdering..
Hey
Meta..
Nomer tak
dikenal,aku tak membalasnya. Dan beberapa menit kemudian hpku berdering
kembali..
Aku
Roy yang menarikmu tadi..
Bisa
dapet nomerku dari mana?
Ini
nomermu yang dulu kan? Masih sama seperti dua tahun lalu..
Siapa pria
ini,duatahun lalu? Siapa?
Pagi hari di
sekolah,aku bertemu dengannya lagi. Dia menghampiriku.
“Masih gak inget aku?”
“Enggak”
“Dua tahun lalu di kontes
menyanyi..”
Aku mulai
mengingatnya,dia pria yang memenangkan kontes menyanyi waktu itu. Memang
suaranya bagus.
“Oh kamu,yang dulu menang itu kan?”
“Hehe,iya..”
Aku langsung
meninggalkannya dan masuk kelas.
Hey,kenapa pria
itu masuk kelas ini?
“Fir,dia
satu kelas sama kita ya?”
Fira adalah
teman sebangkuku.
“Iya,kamu kemana aja waktu
perkenalan kemarin? Perasaan juga ada di kelas kan?”
“Hehe,sorry aku gak merhatiin”
Waktu bergulir
dengan cepat. Setelah tak menggangguku selama berbulan-bulan,ternyataia
mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya kepadaku.
Hpku berdering..
Meta,kamu
perlu tau sesuatu “Aku suka sama kamu”. Roy
Lelucon apa ini?
Aku mengabaikan pesannya..
Hpku berdering
lagi..
Sepulang
sekolah aku mau ketemu..
Bel pulang
berbunyi..teett teettt
“Meta..!”
teriak Roy memecah keramaian koridor.
Ada yang
memanggilku,siapa? Aku menoleh kebelakang,ternyata Roy. Aku berusaha menghindarinya.
Tapi dia berhasil menarik tanganku dan mengajakku ke taman.
“Meta aku suka sama kamu”
“Cukup Roy !ini gak lucu.”
“Sejak dua tahun yang lalu aku udah
suka sama kamu.Dan baru sekarang aku berani bilang ke kamu.Apa kamu gak suka
sama aku?”
Sebenarnya aku
juga sempat menaruh hati padanya,tapi itu dulu dan kini sudah aku kubur
dalam-dalam.
“Aku fikir,ini memang takdir kita di
pertemukan kembali Meta,besok...”
Aku beranjak
dari kursi dan meninggalkannya,tanpa mendengarkan lanjutan perkataannya.
“Besok aku bakal pindah keluar kota
Meta. Tapi aku lega,setidaknya kamu udah tau perasaanku. ”
Disepanjang
jalan,aku terus memikirkan perkataan Roy.
Pagi hari di
sekolah.Kelasku sangat ramai. Entah hot news apa yang sedang asyik di
perbincangkan.
“Kamu tau gak Met,Roypindah keluar
kota !”
Jantungku seolah
berhenti dan tak kusangka air mataku menetes.Tak sanggup berkata-kata lagi
rasanya..aku terus menangis.
Kenapa?Kenapa
dia pergi?Apa karna kemarin? Atau karna dia mau pergi dia bilang kaya gitu ke
aku? Roy..
Aku hanya bisa
menumpuk pertanyaan di fikiranku tanpa bisa menanyakannya kepada orang lain.Aku
mencoba menghubungi Roy,hasilnya nihil. Nomor hp yang biasa menggangguku,kini
sudah tidak aktif.
Surat
Untuk Roy..
Roy..
Dua
tahun lalu kita dipertemukan disebuah kontes menyanyi
Dan
beberapa bulan yang lalu kita bertemu di sekolah ini
Tapi..
Kini
kau pergi meninggalkanku sendiri !
Dengan
tumpukan pertanyaan yang menyiksaku..
Taukah
kau?Sebenarnya aku mempunyai rasa yang sama denganmu
Aku
suka dan aku sayang sama kamu..
Tiga tahun
berlalu,aku lulus dan menanggalkan seragam putih abu-abuku ini. Masih ada
harapan semu di benakku.Aku harap,aku di pertemukan dengannya kembali.
Hari pertama
masuk kuliah. Ya,ospek. Dari ratusan orang yang berkumpul di lapangan kala
itu,aku seperti melihat seseorang yang aku kenal. Samar,mungkin aku salah
lihat.
Aku jalani
hari-hariku sebagai seorang mahasiswi di salah satu universitas ternama di
Jogja. Masih ada yang kosong,aku belum bisa bertemu dengannya. Semakin hari
perasaanku kepadanya semakin bertambah,aneh. Ada keyakinan dihatiku bahwa
takdir akan mempertemukan kita kembali.
“Lihat,dia mahasiswa dari pendidikan
dokter yang mendapat beasiswa penuh”
Kerumunan orang yang sedang
membicarakan hot news. Seperti biasa,aku tak tertarik dengan hal seperti itu dan
langsung masuk kelas.
“Tugas ini bisa kalian kumpulkan
minggu depan,selamat siang”
Penutupan kelas
yang selalu di bubuhi dengan tugas.Tugasku semakin berjajar rapi dan berebut
ingin dikerjakan.
Cacing di
perutku seakan menjerit karna lapar.Aku putuskan untuk kekantin dan membeli
beberapa makanan sambil mengerjakan tugas.Kertas-kertas hasil risetku mulai
berjajar.Aku mulai mengerjakan satu persatu tugasku sambil melahap makanan yang
ada di hadapanku.
Tiba-tiba..
“Astaga !siapa ini? Apa gak bisa
liat ?”
Aku spontan
bangun dari tempat dudukku dan melirik orang yang telah menumpahkan jus
melonnya ke kertas risetku.
“Maaf maaf,aku bener-bener gak
sengaja. Maaf !”
Aku seketika
terdiam. Sosok laki-laki yang ada di hadapanku kini..Roy. Sungguh,aku tak
percaya!. Apa..apa ini mimpi? Jika ini mimpi,tolong jangan bangunkan aku.
“Meta,kamu..”
“R..r..roy? kamu?”
Ternyata ini
bukan mimpi,kami melanjutkan pembicaraan kami di taman. Harapan semu
itu,sekarang menjadi nyata.
“Maafin aku udah ninggalin kamu
tanpa ngasih kabar sebelumnya,waktu itu aku..”
“Iya,waktu itu aku yang salah. Langsung
ninggalin kamu gitu aja.Maafin aku.”
“Tapi,perasaan ini belum berubah
dari tiga tahun yang lalu.”
Aku menoleh
kearahnya.Aku benar-benar tak percaya ini bukan mimpi. Sadarkan aku !
“Oya,gimana tadi kertas risetmu? Aku
bener-bener gak sengaja.”
Lamunanku pecah..
“Emm,gakpapa kok. Syukur,yang kena
bukan hal-hal yang penting.”
“Syukurlah. Oya,aku mau ada kelas.
Aku duluan ya..aku bakal hubungi kamu nanti. Masih sama kaya yang dulu kan?”
Aku mengangguk
dan tersenyum.Ini benar-benar bukan mimpi !.Ternyata selama ini aku satu kampus
dengan Roy.Kenapa aku gak sadar?Jadi seseorang yang aku liat waktu ospek dulu
benar. Aku mengenalnya,itu Roy ! aku gak salah liat. Astaga kenapa aku baru
sadar sekarang?
Hpku
berdering..nomer tak dikenal. Siapa?
Ternyata Roy..
Hai
meta..nanti sore ada acara? Aku mau ajak kamu ke suatu tempat.
Gak
ada kok. Oke kamu jemput kan? Jam berapa?
Iya,jam
3 ya..sampai ketemu nanti.
Jam dindingku
menunjukkan pukul 15:00 WIB. Terdengar suara motor di depan rumahku. Roy.
Aku segera
berpamitan dengan ibuku dan langsung menghampiri Roy.Kita tiba di sebuah taman
pinggir kota.
“Kamu pake ini dulu.”
“Apa ini?Kenapa harus pake tutup
mata kaya gini?”
“Udah pake aja”
Perlahan namun
pasti,Roy menuntunku kesebuah tempat. Saat aku membuka mataku,ternyata..Tatanan
bunga mawar berbentuk love dengan tambahan namaku di atasnya.
Roy berlutut dan
memegang tanganku.
“Aku rasa ini waktu yang tepat.
Meta,maukah kamu jadi pacarku?”
Aku hanya bisa mengangguk
dan tersenyum,begitu juga dengan Roy.
Kita menghabiskan
waktu berdua hari itu. Jalan-jalan,foto,semua kita lakukan bersama.
Aku melihat
wajah Roy menjadi pucat dan mulai keluar keringat dingin dari tubuhnya.
“Hey Roy,kamu kenapa? Sakit?”
“Ah enggak,masa calon dokter sakit.
Yuk kita pulang,udah sore”
Setelah hari
itu,kita sering meluangkan waktu berdua. Sampai akhirnya,aku merasa ada yang
aneh padanya. Seminggu dia tidak kelihatan di kampus dan juga tak memberi
kabar.
Aku mencoba
menghubunginya,terdengar suara seorang wanita. Aku rasa itu ibunya,beliau
mengatakan bahwa Roy sudah satu minggu dirawat di rumah sakit. Tak berpikir
panjang aku langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaannya.
Dia koma. Selama
ini dia merahasiakan rahasia yang besar kepadaku,penyakitnya. Roy mengidap
tumor otak stadium lanjut.Sampai akhinya DIA lebih menginginkan Roy untuk
kembali kepada-Nya.Seorang wanita rentan menghampiriku. Ya,beliau adalah ibu
Roy.
“Nak
Meta kan?Roy sudah cerita banyak tentang nak Meta. Akhirnya ibu bisa ketemu nak
Meta,walau dengan keadaan seperti ini.Ini titipan dari Roy untuk nak Meta.”
Dear
Meta
Saat
kamu baca surat ini,mungkin aku udah gak ada di dunia ini. Maaf,aku minta maaf.
Selama ini gak ngasih tau kamu soal penyakitku,aku gak mau buat kamu khawatir. Dulu
aku pindah karna aku harus berobat.Tapi hasilnya nihil.
Tapi
aku bersyukur masih bisa ketemu sama kamu. Meta,makasih udah ngisi hari-hari
terakhirku. Carilah kehidupan baru diluar sana. Aku sayang kamu.
Roy.
Air mataku
semakin tak terbendung.Kenapa dia harus pergi secepat ini?Inilah takdir.Takdirku
dan Roy.
Roy,terimakasih
telah mengajarkanku arti cinta yang sesungguhnya. Cinta yang hanya bisa
dipisahkan oleh kematian. Terimakasih telah memberi warna dalam hidupku,walaupunkau
hanya datang untuk pergi selamanya dari hidupku. Roy,semoga kamu tenang di alam
sana. Dan semoga kita bisa bahagia bersama dengan alam yang berbeda.Ketahuilah,aku
selalu menyayangimu..
Hargailah
seseorang yang ada dihidupmu sekarang. Karna kita tak tau kapan kematian akan
menjemputnya dan kita baru sadar arti kehadirannya dalam hidup kita.
Komentar
Posting Komentar