Langsung ke konten utama

cerpen 5



“Datang untuk Pergi”

            Arti cinta yang dulu takkumengerti,kini terjawab sudah oleh kehadirannya.
Aku seorang siswa berseragam putih biru yang kini berubah menjadi siswa berseragam putih abu-abu.Kini aku bersekolah di SMA Bhakti. SMA yang cukup diagungkan di kota kelahiranku ini,Jogja.Hari pertama masuk sekolah..
            “Selamat pagi anak-anak” terdengar suara guru yang memasuki ruangan kelasku.
            “Pagi bu”
            “Saya ibu Wati,wali kelas kalian di kelas X IPA 4 ini. Untuk lebih mengenal lagi,mari kita perkenalan satu-satu mulai dari pojok depan”
Giliranku tiba..
            “Perkenalkan namaku Meta dari SMP Tunas Bangsa”
Cukup singkat,dan aku kira itu sudah cukup untuk mengawali perkenalanku di kelas.
Bel pulang berbunyi..Teeeettt teeetttt…
Ada seorang pria yang menarik tanganku dari belakang..
            “Hey..tunggu !”
Aku menoleh ke belakang,aku merasa asing dengan pria itu. Aku hanya memandanginya dengan tatapan tajam.
            “Aku Roy,kamu Meta kan?”
            “Iya” jawabku singkat.
Aku melepaskan genggaman tangannya dan bergegas pergi dengan rasa penasaran,siapa pria tadi?. Sesampainya dirumah,aku langsung bergegas masuk kamar.
Hpku berdering..
Hey Meta..
Nomer tak dikenal,aku tak membalasnya. Dan beberapa menit kemudian hpku berdering kembali..
Aku Roy yang menarikmu tadi..
Bisa dapet nomerku dari mana?
Ini nomermu yang dulu kan? Masih sama seperti dua tahun lalu..
Siapa pria ini,duatahun lalu? Siapa?
Pagi hari di sekolah,aku bertemu dengannya lagi. Dia menghampiriku.
            “Masih gak inget aku?”
            “Enggak”
            “Dua tahun lalu di kontes menyanyi..”
Aku mulai mengingatnya,dia pria yang memenangkan kontes menyanyi waktu itu. Memang suaranya bagus.
            “Oh kamu,yang dulu menang itu kan?”
            “Hehe,iya..”
Aku langsung meninggalkannya dan masuk kelas.
Hey,kenapa pria itu masuk kelas ini?
“Fir,dia satu kelas sama kita ya?”
Fira adalah teman sebangkuku.
            “Iya,kamu kemana aja waktu perkenalan kemarin? Perasaan juga ada di kelas kan?”
            “Hehe,sorry aku gak merhatiin”
Waktu bergulir dengan cepat. Setelah tak menggangguku selama berbulan-bulan,ternyataia mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya kepadaku.
Hpku berdering..
Meta,kamu perlu tau sesuatu “Aku suka sama kamu”. Roy
Lelucon apa ini? Aku mengabaikan pesannya..
Hpku berdering lagi..
Sepulang sekolah aku mau ketemu..
Bel pulang berbunyi..teett teettt
“Meta..!” teriak Roy memecah keramaian koridor.
Ada yang memanggilku,siapa? Aku menoleh kebelakang,ternyata Roy. Aku berusaha menghindarinya. Tapi dia berhasil menarik tanganku dan mengajakku ke taman.
            “Meta aku suka sama kamu”
            “Cukup Roy !ini gak lucu.”
            “Sejak dua tahun yang lalu aku udah suka sama kamu.Dan baru sekarang aku berani bilang ke kamu.Apa kamu gak suka sama aku?”
Sebenarnya aku juga sempat menaruh hati padanya,tapi itu dulu dan kini sudah aku kubur dalam-dalam.
            “Aku fikir,ini memang takdir kita di pertemukan kembali Meta,besok...”
Aku beranjak dari kursi dan meninggalkannya,tanpa mendengarkan lanjutan perkataannya.
            “Besok aku bakal pindah keluar kota Meta. Tapi aku lega,setidaknya kamu udah tau perasaanku. ”
Disepanjang jalan,aku terus memikirkan perkataan Roy.
Pagi hari di sekolah.Kelasku sangat ramai. Entah hot news apa yang sedang asyik di perbincangkan.
            “Kamu tau gak Met,Roypindah keluar kota !”
Jantungku seolah berhenti dan tak kusangka air mataku menetes.Tak sanggup berkata-kata lagi rasanya..aku terus menangis.
Kenapa?Kenapa dia pergi?Apa karna kemarin? Atau karna dia mau pergi dia bilang kaya gitu ke aku? Roy..
Aku hanya bisa menumpuk pertanyaan di fikiranku tanpa bisa menanyakannya kepada orang lain.Aku mencoba menghubungi Roy,hasilnya nihil. Nomor hp yang biasa menggangguku,kini sudah tidak aktif.
Surat Untuk Roy..
Roy..
Dua tahun lalu kita dipertemukan disebuah kontes menyanyi
Dan beberapa bulan yang lalu kita bertemu di sekolah ini
Tapi..
Kini kau pergi meninggalkanku sendiri !
Dengan tumpukan pertanyaan yang menyiksaku..
Taukah kau?Sebenarnya aku mempunyai rasa yang sama denganmu
Aku suka dan aku sayang sama kamu..
Tiga tahun berlalu,aku lulus dan menanggalkan seragam putih abu-abuku ini. Masih ada harapan semu di benakku.Aku harap,aku di pertemukan dengannya kembali.
Hari pertama masuk kuliah. Ya,ospek. Dari ratusan orang yang berkumpul di lapangan kala itu,aku seperti melihat seseorang yang aku kenal. Samar,mungkin aku salah lihat.
Aku jalani hari-hariku sebagai seorang mahasiswi di salah satu universitas ternama di Jogja. Masih ada yang kosong,aku belum bisa bertemu dengannya. Semakin hari perasaanku kepadanya semakin bertambah,aneh. Ada keyakinan dihatiku bahwa takdir akan mempertemukan kita kembali.
            “Lihat,dia mahasiswa dari pendidikan dokter yang mendapat beasiswa penuh”
            Kerumunan orang yang sedang membicarakan hot news. Seperti biasa,aku tak tertarik dengan hal seperti itu dan langsung masuk kelas.
            “Tugas ini bisa kalian kumpulkan minggu depan,selamat siang”
Penutupan kelas yang selalu di bubuhi dengan tugas.Tugasku semakin berjajar rapi dan berebut ingin dikerjakan.
Cacing di perutku seakan menjerit karna lapar.Aku putuskan untuk kekantin dan membeli beberapa makanan sambil mengerjakan tugas.Kertas-kertas hasil risetku mulai berjajar.Aku mulai mengerjakan satu persatu tugasku sambil melahap makanan yang ada di hadapanku.
Tiba-tiba..
            “Astaga !siapa ini? Apa gak bisa liat ?”
Aku spontan bangun dari tempat dudukku dan melirik orang yang telah menumpahkan jus melonnya ke kertas risetku.
            “Maaf maaf,aku bener-bener gak sengaja. Maaf !”
Aku seketika terdiam. Sosok laki-laki yang ada di hadapanku kini..Roy. Sungguh,aku tak percaya!. Apa..apa ini mimpi? Jika ini mimpi,tolong jangan bangunkan aku.
            “Meta,kamu..”
            “R..r..roy? kamu?”
Ternyata ini bukan mimpi,kami melanjutkan pembicaraan kami di taman. Harapan semu itu,sekarang menjadi nyata.
            “Maafin aku udah ninggalin kamu tanpa ngasih kabar sebelumnya,waktu itu aku..”
            “Iya,waktu itu aku yang salah. Langsung ninggalin kamu gitu aja.Maafin aku.”
            “Tapi,perasaan ini belum berubah dari tiga tahun yang lalu.”
Aku menoleh kearahnya.Aku benar-benar tak percaya ini bukan mimpi. Sadarkan aku !
            “Oya,gimana tadi kertas risetmu? Aku bener-bener gak sengaja.”
Lamunanku pecah..
            “Emm,gakpapa kok. Syukur,yang kena bukan hal-hal yang penting.”
            “Syukurlah. Oya,aku mau ada kelas. Aku duluan ya..aku bakal hubungi kamu nanti. Masih sama kaya yang dulu kan?”
Aku mengangguk dan tersenyum.Ini benar-benar bukan mimpi !.Ternyata selama ini aku satu kampus dengan Roy.Kenapa aku gak sadar?Jadi seseorang yang aku liat waktu ospek dulu benar. Aku mengenalnya,itu Roy ! aku gak salah liat. Astaga kenapa aku baru sadar sekarang?
Hpku berdering..nomer  tak dikenal. Siapa? Ternyata Roy..
Hai meta..nanti sore ada acara? Aku mau ajak kamu ke suatu tempat.
Gak ada kok. Oke kamu jemput kan? Jam berapa?
Iya,jam 3 ya..sampai ketemu nanti.
Jam dindingku menunjukkan pukul 15:00 WIB. Terdengar suara motor di depan rumahku. Roy.
Aku segera berpamitan dengan ibuku dan langsung menghampiri Roy.Kita tiba di sebuah taman pinggir kota.
            “Kamu pake ini dulu.”
            “Apa ini?Kenapa harus pake tutup mata kaya gini?”
            “Udah pake aja”
Perlahan namun pasti,Roy menuntunku kesebuah tempat. Saat aku membuka mataku,ternyata..Tatanan bunga mawar berbentuk love dengan tambahan namaku di atasnya.
Roy berlutut dan memegang tanganku.
            “Aku rasa ini waktu yang tepat. Meta,maukah kamu jadi pacarku?”
Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum,begitu juga dengan Roy.
Kita menghabiskan waktu berdua hari itu. Jalan-jalan,foto,semua kita lakukan bersama.
Aku melihat wajah Roy menjadi pucat dan mulai keluar keringat dingin dari tubuhnya.
            “Hey Roy,kamu kenapa? Sakit?”
            “Ah enggak,masa calon dokter sakit. Yuk kita pulang,udah sore”
Setelah hari itu,kita sering meluangkan waktu berdua. Sampai akhirnya,aku merasa ada yang aneh padanya. Seminggu dia tidak kelihatan di kampus dan juga tak memberi kabar.
Aku mencoba menghubunginya,terdengar suara seorang wanita. Aku rasa itu ibunya,beliau mengatakan bahwa Roy sudah satu minggu dirawat di rumah sakit. Tak berpikir panjang aku langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaannya.
Dia koma. Selama ini dia merahasiakan rahasia yang besar kepadaku,penyakitnya. Roy mengidap tumor otak stadium lanjut.Sampai akhinya DIA lebih menginginkan Roy untuk kembali kepada-Nya.Seorang wanita rentan menghampiriku. Ya,beliau adalah ibu Roy.
“Nak Meta kan?Roy sudah cerita banyak tentang nak Meta. Akhirnya ibu bisa ketemu nak Meta,walau dengan keadaan seperti ini.Ini titipan dari Roy untuk nak Meta.”
Dear Meta
Saat kamu baca surat ini,mungkin aku udah gak ada di dunia ini. Maaf,aku minta maaf. Selama ini gak ngasih tau kamu soal penyakitku,aku gak mau buat kamu khawatir. Dulu aku pindah karna aku harus berobat.Tapi hasilnya nihil.
Tapi aku bersyukur masih bisa ketemu sama kamu. Meta,makasih udah ngisi hari-hari terakhirku. Carilah kehidupan baru diluar sana. Aku sayang kamu.
 Roy.
Air mataku semakin tak terbendung.Kenapa dia harus pergi secepat ini?Inilah takdir.Takdirku dan Roy.
Roy,terimakasih telah mengajarkanku arti cinta yang sesungguhnya. Cinta yang hanya bisa dipisahkan oleh kematian. Terimakasih telah memberi warna dalam hidupku,walaupunkau hanya datang untuk pergi selamanya dari hidupku. Roy,semoga kamu tenang di alam sana. Dan semoga kita bisa bahagia bersama dengan alam yang berbeda.Ketahuilah,aku selalu menyayangimu..
Hargailah seseorang yang ada dihidupmu sekarang. Karna kita tak tau kapan kematian akan menjemputnya dan kita baru sadar arti kehadirannya dalam hidup kita.
TAMAT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia

Dia Aku menemukan hal baru dalam hidupku. Suatu hal yang membuatku nyaman di tanah perantauan. Aku belum lama mengenalnya, tapi dia dengan cepat menyita perhatianku.  Dia bukan orang yang sempurna. Tapi ketidaksempurnaannya membuatku paham, bahwa memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Banyak sekali orang berlalu lalang di hadapanku, tapi kenapa harus dia? Aku menganggap ini semua takdir. Ya, takdir yang mempertemukanku dengannya. Sampai saat ini, aku belum paham apa yang sebenarnya aku rasakan. Aku ingin lebih lama dengannya. Ingin menjalani hari-hari yang melelahkan ini dengannya.  Ya, dia salah satu penyemangatku di tanah asing ini. Aku merasa nyaman di dekatnya. Aku ingin duduk berdua dengannya di tempat yang indah dan menceritakan segalanya kepadanya. Indah bukan?  Dia selalu berkata,aku terlalu baik untuknya. Tapi,aku ingin mengatakan bahwa aku baik karna dia. Aku berusaha menjadi terbaik untuknya. Hanya ingin dia tahu, bahwa aku sedang meman...

Tak Mudah untuk Melangkah

  Tak Mudah untuk Melangkah     Aku tenggelam.. Aku tenggelam dalam rasa takut yang kian hari kian membelengguku. Stuck ! aku tak bisa bergerak. Aku melihat kebelakang, ternyata sudah cukup jauh aku berjalan. Tapi untuk melangkah kedepan sungguh aku tak mampu, aku takut.. Lalu aku memilih untuk menghindarinya, menghindari tanggung jawab untuk melangkah maju melanjutkan perjalananku yang mungkin belum setengah jalan aku jalani. Aku memilih untuk tetap diam dan menunggu..   Aku kira, dengan menghindar akan membuatku lebih baik Tapi ternyata aku salah, aku salah besar.. Semakin hari semakin sesak dan semakin gelisah.. Aku dihantui tanggung jawab yang tak kunjung terselesaikan   Pada akhirnya, aku mencoba bangkit.. I say to myself “aku gak bisa kaya gini terus”   Aku ingat sekali, beberapa hari sebelum aku berjuang lagi aku selalu curhat ke Allah Karena saat itu aku merasa, aku butuh kekuatan yang jauh lebih besar dari kekuatan manusia dan aku merasa mungkin ma...

Hijrahku - Part 1

Hijrahku Aku tidak ingat secara pasti, kapan keinginan dan rasa itu muncul. Tapi sepertinya, keinginan dan rasa itu muncul 2th yang lalu. Keinginan untuk menjadi pribadi dan muslimah yang lebih baik, yaa kalau jaman sekarang sering disebut ‘hijrah’ katanya. Tapi untuk menyebut diriku hijrah, sepertinya belum pantas, karena aku masih banyak sekali kekurangan.. Malu, malu dengan pakaianku yang dulu membentuk lekuk tubuh dan auratku masih terlihat. Hijrah dalam konteks islam bearti memutuskan atau meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintaiNYA (Kumparan.com, 2017). Jujur saja, banyak sekali hal yang harus di pertimbangkan atau mungkin lebih tepatnya aku memang belum siap waktu itu. Ada rasa takut, ragu, khawatir, gak pede dan sebagainya.. Takut, kalau aku gak bisa istiqomah Ragu, apa aku bisa? Khawatir dengan tanggapan orang nanti gimana yaa.. Dan gak pede karena penampilan baruku pasti sedikit banyak akan jadi perbincangan orang.. Salah satu ...