Langsung ke konten utama

Cerpen - Kesetiaanku Diuji



“KESETIAANKU DIUJI”

Mentari pagi diam-diam menyelinap ke dalam kamarku melalui celah jendela. Pagi itu terasa berbeda untukku entah apa yang akan terjadi,aku hanya mencoba berperilaku seperti biasanya. Dengan langkah layu,aku bergegas berangkat sekolah.
Di sekolah aku bertemu dengan sahabat-sahabatku dan tentu saja aku bertemu dengan orang yang telah mencuri hatiku “INDRA”. Memang hubunganku dengannya belum ada kejelasan tapi kita telah membuat komitmen untuk tidak membawa hubungan kita ke jenjang yang lebih serius (pacaran).
Aku mempunyai banyak sahabat. Anisya, Sali, Afi dan Risma. Mereka mempunyai ciri khas masing-masing. Anisya dengan sifat banyak bicaranya alias cerewet, Sali dengan kecerdasannya, Afi dengan sifat pendiamnya dan Risma dengan suara altonya.
“Cepet cepet cepet...” terdengar langkah kaki yang tergesa-gesa di koridor sekolah. Aku tebak itu Anisya. Dan tak lama kemudian..tok tokk..
”Permisi bu”  dengan suara yang terengah-engah.
“Untung belum 5 menit,masuklah” . Pelajaran dilanjutkan sampai bel pulang berbunyi. Teett teettt...
“Aku pulang duluan ya,kamu nanti hati-hati di jalan” terdengar suara yang tak asing bagiku, Indra.
“Oh, iya” jawabku singkat.
Tak biasanya dia pulang lebih dahulu, aneh. Paling dia baru ada urusan, pikirku menghilangkan rasa penasaranku. Sore harinya aku mendapat Whatsapp darinya..
Aku pengen makan supbuah nih..
Ayo,aku temenin..
Oke,di tempat biasanya ya..Aku jemput
Sampai hari menjelang malam ia tak kunjung datang, hingga akhirnya aku mendapat Whatsapp lagi,whatsapp dari Risma sahabatku.
Indra abis tabrakan. Dia ada di RS MEDIKA cepet kesini.
Apakah aku mimpi? Badanku lemas dan aku tak bisa berkata apapun, air mataku menetes seakan ingin menjelaskan apa yang aku rasakan kala itu..aku berdiri dan langsung pergi ke RS MEDIKA dan ternyata benar, dia mengalami kecelakaan. Aku melihat tubuhnya terbaring lemah dengan oksigen terpasang di hidungnya. Oh tuhan, yakinkanlah aku bahwa ini hanya mimpi..
“Sabar fi, aku juga kaget waktu kakakku mengabariku ada salah seorang temanku yang mengalami kecelakaan..aku fikir siapa, ternyata Indra”
Yah,memang kakak Risma adalah salah satu dokter jaga di RS MEDIKA. Aku menungggu dan menunggu, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB
“Pulang saja nak, udah larut malam” suaranya terdengar lembut sekali..ternyata beliau adalah ibu Indra. Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecil menanggapi perintah tersebut.
Pagi harinya di sekolah aku dihujani pertanyaan dari teman-teman yang menanyakan keadaan Indra. Ya, aku menjawab apa adanya. Menjawab bahwa Indra sekarang di rawat di RS MEDIKA dan keadaannya mengkhawatirkan, aku hanya bisa meminta do’a kepada teman-teman agar Indra segera sadar dan lekas sembuh. Air mataku mengalir
“Hey, kok nangis fi?” Tanya Anisya perhatian.
Aku tak sanggup berkata apapun, tangisku malah semakin menjadi-jadi.
“Sudahlah fi, Indra pasti baik-baik saja..” tambah Sali merangkulku dari belakang.
“Kita selalu ada buat kamu kok fi, tenang aja” kata Afi mencoba membuatku tenang.
Pulang sekolah aku segera bergegas ke rumah sakit. Aku tak sanggup melihatnya tuhan, sungguh aku tak sanggup. Aku rela menggantikan posisinya asalkan dia sembuh. Sepulangnya di rumah aku merebahkan tubuhku di atas kasur kesayanganku, berharap agar aku bisa beristirahat sejenak.
 Waktu berlalu begitu cepat,tak terasa 5 hari telah berlalu. Tak ada perkembangan yang signifikan dari keadaanya,aku hanya terus berdo’a untuk kesembuhannya. Ternyata 5 hari tanpanya membuat sikapku berubah, dulunya aku yang selalu periang kini hanya muka murung yang selalu menghiasi wajahku.
Malam ini terasa sepi, dering hp membuyarkan lamunanku. Ada Whatsapp ternyata, siapa? batinku.
Rio? Gerangan apa yang membujuk hatinya untuk mengirim WA kepadaku?
Yah, karna selama ini aku dan dia memang jarang komunikasi selain membicarakan tentang sekolah.
Hey fi,aku boleh tanya sesuatu?
Apa? Jawabku singkat.
Kenapa beberapa ini kamu terlihat murung? Mau gak besok sepulang sekolah kita ketemu di CAFELATTE?
Oke.
Keesokan harinya sepulang sekolah aku menepati perkataanku, ternyata dia sudah menungguku di sudut cafe. Hening. Kami berdua hanya duduk berhadapan tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Airmataku menetes..
Hey, kok nangis? Ada apa? Kamu gak suka dengan pertemuan kita ini?
Aku hanya menggelengkan kepala.
Maafin aku kalo pertemuan ini membuatmu sedih. Maaf..
Aku hanya kepikiran aja sama dia, cuma dia.
Dia siapa? Tanya Rio menimpali perkataanku.
Indra. Dia kecelakaan 5 hari lalu, keadaanya masih sangat mengkhawatirkan dan aku, aku tak bisa melakukan apa-apa untuknya.
Suasana hatiku sungguh tak karuan saat itu dan Rio hanya bisa memandangku seakan tak mengerti apa yang harus dia lakukan. Setelah tangisku mulai reda, Rio mengajakku pulang. Yah memang badanku jadi lemas dan wajahku menjadi pucat karna terlalu banyak air mata yang aku jatuhkan. Sesampainya di rumah, lagi-lagi tak ada sepatahpun yang keluar dari bibir kita. Aku mengucapkan terimakasih kepada Rio dan langsung masuk ke rumah.
Hening malam berganti dengan riuh teriakkan jago. Badanku terasa berat sekali, ada apa ini? penglihatankupun samar-samar. Aku memaksakan diri untuk berangkat sekolah.
Disekolah para sahabatku memandangiku seakan tersimpan sejuta pertanyaan yang ingin mereka tanyakan kepadaku.
“Fi? Kamu gakpapa?” tanya Risma.
“Iya aku gakpapa.”
“Wajahmu pucat sekali fi” tambah Afi.
Bel istirahat berbunyi, aku beranjak dari tempat dudukku dan bermaksud untuk ke perpustakaan. Tapi, tak lama aku berdiri..BRRUKK.. Aku tak sadarkan diri, aku segera di bawa ke UKS oleh teman-temanku.
Tak lama kemudian, aku mulai membuka mataku..hey ada apa ini? kenapa semua ada disini? Tanyaku pada diriku sendiri.
“Fia kamu tadi tuh pingsan,hemm bikin panik tau” kata Anisya dengan cerewetnya.
“Iya fi, untung tadi ada Rio” tambah Sali.
Setelah mengetahui sosok yang menggendongku ke UKS adalah Rio, setelah pulang sekolah aku langsung mengirim Whatsapp kepadanya..
Makasih udah nolongin aku waktu pingsan tadi.
Sama-sama.
Entah apa yang merubahnya, dia seakan menjadi lebih cuek kepadaku. Kenapa? Apa aku melakukan kesalahan? Karna aku sudah tak sanggup lagi untuk menahan rasa penasaranku, akhirnya aku bertanya kepadanya.
Kenapa tiba-tiba sikapmu menjadi begitu dingin kepadaku? Apa salahku?
Besok kita ketemu di cafelatte kalo emang kamu pengen tau jawabannya.   
Kali ini beda dengan pertemuan pertama kita, aku yang menunggunya. 5 menit..10 menit akhirnya dia datang..
“Kamu tau fi, sebenernya aku suka sama kamu!” katanya tegas.
Mana mungkin? Mana mungkin ini bisa terjadi? Aku hanya menganggapnya sebagai teman. Iya hanya sebatas teman. Suasana menjadi hening, dering ponselku lagi-lagi memecah keheningan kala itu. Bunda? Itu nama kontak handphone ibu indra di ponselku. Astaga ada apa ini? sms itu berisi kabar baik untukku.
Nak, alhamdulillah Indra sudah sadar..
Tak berpikir panjang, aku segera beranjak dari tempat dudukku dan pergi begitu saja. Sesampainya di rumah sakit aku melihat Indra yang tengah asik melihat hamparan langit dari lantai atas rumah sakit.
“I..I..Indra?”
Aku memeluknya dan tak kuasa menahan airmataku. Ya Tuhan, apakah ini orang yang telah mencuri hatiku? Apakah ini benar Indra? Cukup lama aku menunggu untuk ini semua..
“Hey,kenapa? Kok cuma diem aja?”
“Apakah kamu tau, betapa jahatnya kamu?”
“Aku? Jahat? Bagaimana bisa?”
“Jangan ulangi perbuatan ini lagi ! aku tak bisa melihatmu terbaring lemah tak berdya seperti ini” tegasku
Setelah berbincang-bincang dengan Indra, aku pamit pulang karna besok aku harus sekolah. Diperjalanan pulang aku ingat, bahwa aku meninggalkan Rio di cafe tanpa memberi alasan yang jelas kepadanya. Pasti dia sangat bingung dan kecewa kepadaku karna kepergianku yang tidak sopan. Aku mencoba kembali ke cafe. Yah, aku tau dia tidak mungkin masih ada disana, ternyata benar dia sudah pergi dan dia hanya menitipkan selembar kertas kepada pelayan cafe. Seakan ia tau bahwa aku akan kembali lagi ke cafe ini.
Entah kabar apa yang membuatmu meninggalkan aku, aku udah nunggu kamu 2 jam. Tapi kamu gak dateng-dateng, akhirnya aku pulang duluan deh. Maaf ya. Eh, besok ketemu lagi disini jam 4 sore. Aku tunggu ya....
Pertemuan ini sama seperti pertamuan pertama, dia sudah menungguku di sudut cafe.
“Maaf soal kemarin”
“Iya gakpapa”
“Oya,Rio..aku ingin memberi tahumu sesuatu. Indra sudah sadar dan kini keadaannya sudah membaik dan..”
“Bisa gak kamu bahas tentang kita aja?” seru Rio memotong pembicaraanku.
“Kita? Apa yang perlu di bahas diantara kita?”
Aku tau, pasti ini tentang perasaannya kepadaku. Bagaimana aku bisa jujur kepadanya? Pasti sakit sekali untuk ia trima.
“Maafin aku..”
“Maaf untuk apa?”
“Aku cuma nganggap kamu sebagai temenku aja, gak lebih dan akupun belum mau mikirin tentang pacaran”
“Bohong !” serunya dengan nada tinggi.
“Hanya ada satu nama dihatiku, cuma Indra. Dan itu sudah cukup untukku, tolong mengertilah”
Ya tuhan maafkanlah aku, aku yang telah menyakiti hati temanku yang selama ini selalu ada untukku. Aku tak bisa berbuat banyak untuknya, tolong buatlah ia mengerti perasaanku.
“Sebenarnya apa kurangku fi?”
“Kamu gak kurang apa-apa kok mungkin aku yang banyak kekurangan, hingga aku tidak ditakdirkan untuk bersanding denganmu. Sekali lagi maafin aku, lebih baik kita temenan aja. Tuhan pasti udah nyiapin wanita yang lebih dari aku”
“Semoga saja” jawabnya singkat.
Aku berpamitan dengannya, karna hari ini Indra pulang dari rumah sakit. Aku beranjak dari tempat dudukku. Langkahku terhenti saat mendengar kata-kata yang terlontar dari mulutnya..
“Ketahuilah, aku akan menjadi teman yang baik untukmu walaupun ini sakit. Dan datanglah kepadaku saat kau butuh”
Aku tak kuasa menahan air mataku, dan pergi begitu saja meninggalkan Rio. Di rumah sakit Indra dan ibunya tengah sibuk mengemasi barang-barang.
“Eh, nak Fia sudah datang. Ibu titip Indra dulu ya, ibu mau ngurus administrasi dulu”
Yah, aku melihat Indraku yang dulu. Bagaimana mungkin aku tega menduakannya saat dia sakit seperti ini? aku mendorong kursi rodanya dan mengajaknya jalan-jalan berkeliling rumah sakit.
“Ada yang beda sama kamu akhir-akhir ini, kenapa? Apakah ada masalah di sekolah?” tanyanya perhatian.
“Enggak kok, aku mau bilang sesuatu sama kamu”
“Katakan saja..”
“Aku sayang sama kamu, apa kamu juga sayang sama aku?”
“Pertanyaan apa ini? jelas saja aku sayang sama kamu”
“Makasih, makasih banyak”
Aku masih ragu untuk mengatakan apa yang terjadi denganku dan Rio. Aku takut sekali, aku takut dia kecewa kepadaku. Tapi jika aku terus memendam ini semua, akan lebih sakit untuknya bila dia tau dari mulut orang lain kelak. Aku mengumpulkan semua keberanianku dan..
“Kesetiaanku di uji” kataku lirih.
“Apa maksudmu?”
“Saat kamu sakit, ada orang yang selalu menghiburku..Rio”
“Lalu?” tanyanya penasaran
“Tak kusangka dia menyimpan perasaan kepadaku, aku hanya menganggapnya sebagai teman. Tidak lebih, cukup satu nama saja di hatiku. Dan itu sudah terisi”
“Siapa orang yang sudah mengisi kekosongan hatimu?”
“Kamu, cuma kamu dan cukup kamu aja”
“Makasih fi, aku gak akan menyia-nyiakan perasaanmu terhadapku. Aku janji”
Terasa lebih ringan beban dihatiku..
Untuk Rio, maafkan aku karna aku telah menyakitimu.
Dan untuk Indra, tetaplah menjadi satu-satunya lelaki yang mengisi hatiku. Aku harap hubungan kita akan berlanjut sampai waktu yang ditentukan oleh-NYA. Tak lama kemudian ibu Indrapun datang, kamipun segera pulang ke rumah masing-masing.



SEKIAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia

Dia Aku menemukan hal baru dalam hidupku. Suatu hal yang membuatku nyaman di tanah perantauan. Aku belum lama mengenalnya, tapi dia dengan cepat menyita perhatianku.  Dia bukan orang yang sempurna. Tapi ketidaksempurnaannya membuatku paham, bahwa memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Banyak sekali orang berlalu lalang di hadapanku, tapi kenapa harus dia? Aku menganggap ini semua takdir. Ya, takdir yang mempertemukanku dengannya. Sampai saat ini, aku belum paham apa yang sebenarnya aku rasakan. Aku ingin lebih lama dengannya. Ingin menjalani hari-hari yang melelahkan ini dengannya.  Ya, dia salah satu penyemangatku di tanah asing ini. Aku merasa nyaman di dekatnya. Aku ingin duduk berdua dengannya di tempat yang indah dan menceritakan segalanya kepadanya. Indah bukan?  Dia selalu berkata,aku terlalu baik untuknya. Tapi,aku ingin mengatakan bahwa aku baik karna dia. Aku berusaha menjadi terbaik untuknya. Hanya ingin dia tahu, bahwa aku sedang meman...

Tak Mudah untuk Melangkah

  Tak Mudah untuk Melangkah     Aku tenggelam.. Aku tenggelam dalam rasa takut yang kian hari kian membelengguku. Stuck ! aku tak bisa bergerak. Aku melihat kebelakang, ternyata sudah cukup jauh aku berjalan. Tapi untuk melangkah kedepan sungguh aku tak mampu, aku takut.. Lalu aku memilih untuk menghindarinya, menghindari tanggung jawab untuk melangkah maju melanjutkan perjalananku yang mungkin belum setengah jalan aku jalani. Aku memilih untuk tetap diam dan menunggu..   Aku kira, dengan menghindar akan membuatku lebih baik Tapi ternyata aku salah, aku salah besar.. Semakin hari semakin sesak dan semakin gelisah.. Aku dihantui tanggung jawab yang tak kunjung terselesaikan   Pada akhirnya, aku mencoba bangkit.. I say to myself “aku gak bisa kaya gini terus”   Aku ingat sekali, beberapa hari sebelum aku berjuang lagi aku selalu curhat ke Allah Karena saat itu aku merasa, aku butuh kekuatan yang jauh lebih besar dari kekuatan manusia dan aku merasa mungkin ma...

Hijrahku - Part 1

Hijrahku Aku tidak ingat secara pasti, kapan keinginan dan rasa itu muncul. Tapi sepertinya, keinginan dan rasa itu muncul 2th yang lalu. Keinginan untuk menjadi pribadi dan muslimah yang lebih baik, yaa kalau jaman sekarang sering disebut ‘hijrah’ katanya. Tapi untuk menyebut diriku hijrah, sepertinya belum pantas, karena aku masih banyak sekali kekurangan.. Malu, malu dengan pakaianku yang dulu membentuk lekuk tubuh dan auratku masih terlihat. Hijrah dalam konteks islam bearti memutuskan atau meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintaiNYA (Kumparan.com, 2017). Jujur saja, banyak sekali hal yang harus di pertimbangkan atau mungkin lebih tepatnya aku memang belum siap waktu itu. Ada rasa takut, ragu, khawatir, gak pede dan sebagainya.. Takut, kalau aku gak bisa istiqomah Ragu, apa aku bisa? Khawatir dengan tanggapan orang nanti gimana yaa.. Dan gak pede karena penampilan baruku pasti sedikit banyak akan jadi perbincangan orang.. Salah satu ...